Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2022

Hujan di Mataku

  Karya: Fadly R. Mansjur   Fajar menyingsing di langit Morotai Di pantainya Ombak membasuh kedua mata kaki aku menjadi tiang yang terpan cang di tepi tak ada mendung Tetapi hujan menghunjam di mataku tumpahlah segala rasa Sesal, sendu,  cinta, dan rindu  beradu   Ombak menggulung-gulung Sendu menjelma abrasi Hancurkan tanggul hati nan tak bertulang Aku yang gelebah terhuyung-huyung Dikala gawai menangkap berita: inna lillahi wa inna ilaihi raji'un kau t’lah menggapai tenggat di peluk butala,…….   Kugenggam-cengkram butir-butir pasir kuteriaki ombak yang tak lelah merapikan butirannya sepanjang pesisir Mengapa laut memalang Kala gerutu di dadaku mengguruh ingin pulang   Malam itu aku terbaring tanpa daya dalam peluk rindu bayang-bayangmu Tidur bertilam air mata Berceracau keluh berpeluh Kala kudengar Lirih suaramu menanyakan kabarku Hah Astaga ibu…… Bahkan di kandung pertiwi kau masih peduli padaku…….. ...

Kita Adalah Dua Kata

Karya: Fadly R. Mansjur   Aku tak selalu singa di padang savana Kadang aku menjadi harimau di tengah rimba Kadang aku lebih suka berlari memeluk kata-kata Dan menyelami telaga makna Dari pada memelukmu di atas dipan Dan berbicara lembut tentang masa depan kadang aku lebih suka Mendekorasi kata dengan majas Mengais kata-kata yang merekam dunia dan sejumput peristiwa Agar lebih berjiwa Meski kita berada dalam satu rangkaian kalimat indah yang ada pada ikrar dan khutbah nikah  aku bukanlah huruf yang begitu rapat di dalam rangkulan kata karena kita adalah dua kata yang menyatu namun membutuhkan spasi agar dapat bermakna sesuai kaidah dan ketentuan-Nya

Katarsis

                                   Karya: Fadly R. Mansjur kala di dada  nafsu bertahta begitu pongah di atas singgasana jiwa muda aku ditunggangi hingga beruban ah astaga....: " aku bukan lagi bayi yang terlahir suci setelah pecah ketuban " kematian bak penasehat di sisi sang raja namun sejatinya dia hanyalah dakwah yang tiada paksaan suaranya minor di tengah gejolak nafsu angkara jiwa muda dan sikap liar memegang kendali begitu jauh dari agama tak seperti kita yang berkalang nista malakul maut bukanlah jiwa bernoda dia tak pernah ingkar janji temu kekhawatiran dan ketakutan meradang seakan maut sebentar lagi datang aku mengemis ampunan di tengah rengekan dan setumpuk harapan riuh memecah hening di seperempat malam pada s'tiap sujud dosa kubilang-bilang seperti kemarau panjang meratakan ilalang atau semisal padi di ladang habis dilahap ribuan belalang aku benar-benar hilang jel...

Penantian dan Harapan

                                                                                                                      Karya: Fadly R. Mansjur Meski waktu terus berlalu Aku masih menunggumu di meja penantian Pengharapanku setia bergelantung di hujung jarum detik yang terus berpacu Aku masih tetap membeku hingga secangkir kopi ini menjadi dingin tatapku tetap terpaku pada pintu yang terbuka lebar untukmu aku akan tetap setia Menantimu hingga bunyi hentak sepatumu Mengakhiri penantianku                                       ...